Dalam hidup, adakalanya kita berkompetisi dan mengalami kekalahan atau kemenangan. Konsep ini pun perlu diajarkan dengan baik kepada Si Kecil. Ia harus menyadari bahwa tak selamanya bisa menjadi pemenang dan tak selamanya pula akan mengalami kekalahan yang membuatnya tidak percaya diri. Hal ini penting diajarkan agar Si Kecil terhindar dari sifat sombong ataupun rendah diri.
Saskhya Aulia Prima M.Psi, psikolog dari Tiga Generasi mengatakan, dalam mengajari konsep ini, orangtua perlu mengetahui trik agar anak tidak salah menerimanya. “Saat Si Kecil memenangkan sebuah kompetisi, orangtua cukup memuji kemampuannya. Secara spesifik, orangtua bisa memuji perilaku atau kemampuan anak, sehingga ia termotivasi untuk melakukannya yang lebih baik di lain waktu,” ungkap Saskhya, saat ditemui dalam konferensi pers peluncuran Papan Permainan Indomilk Jagoan BoboiBoy, Rabu (16/03) siang.
Namun saat Si Kecil mengalami kekalahan, orangtua juga harus berusaha untuk tidak mengkritik, apalagi membandingkan Si Kecil dengan anak lain. “Tekankan kepada anak bahwa kekalahan adalah hal yang wajar dan masih ada kesempatan lain untuk menang. Sebisa mungkin, hindari membandingkan anak dengan orang lain, tetapi beri ia motivasi dan semangat agar mau berusaha dengan lebih baik lagi,” jelas Saskhya.
Selain itu, Saskhya juga tidak menyarankan orangtua untuk mengkritik anak karena kekalahannya. “Biarkan Si Kecil menerima risiko karena pilihannya sendiri. Jangan mengkritik dan menyalahkan. Jika anak terlalu banyak dikritik, ia dikhawatirkan menjadi malas atau takut mengambil keputusan dan pilihan. Padahal dalam kompetisi, anak diajarkan untuk berani mengambil langkah, memilih, dan berstrategi. Jika pilihannya salah atau membuatnya kalah, beri masukan kepadanya dan motivasi ia agar mau mencoba lagi dengan lebih baik,” ungkapnya. (Aulia/DC/Dok. M&B)
- Tag:
- anak
- balita
- menang_kalah
- kompetisi