FAMILY & LIFESTYLE

Ini Perbedaan Campak dan Alergi yang Perlu Moms Pahami



Menjaga kesehatan anak memang susah susah gampang ya, Moms. Salah satu penyakit yang umum menyerang anak adalah campak. Meskipun begitu, tidak sedikit orang tua yang masih bingung mengenali penyakit ini dan menyangka Si Kecil terkena alergi.

Ya, campak dan alergi terkadang diidentifikasikan sebagai kondisi yang sama, karena gejala yang ditimbulkan keduanya mirip. Padahal, keduanya memiliki perbedaan, mulai dari penyebab, gejala, bahkan pengobatan dan pencegahannya. Mau tahu lebih banyak seputar perbedaan campak dan alergi? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Penyebab campak dan alergi

Campak adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus campak. Campak tidak hanya menyerang anak, orang dewasa juga bisa tertular. Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak atau yang belum pernah mengalami campak adalah orang yang berisiko tinggi tertular penyakit ini. Mengutip laman Siloam Hospitals, virus campak bisa menular melalui percikan air liur penderita campak dan bisa bertahan di udara selama kurang lebih 2 jam.

Adapun alergi merupakan kondisi yang disebabkan reaksi hipersensitivitas, yaitu ketika sistem imun terlalu sensitif terhadap zat-zat tertentu (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya. Alergi bisa disebabkan antara lain oleh makanan, debu, udara dingin, bulu hewan, dan gigitan serangga.

Gejala campak dan alergi

Perbedaan campak dan alergi juga bisa dilihat dari gejalanya. Gejala campak biasanya muncul 7-14 hari setelah anak terpapar virus. Gejala yang muncul jika anak terserang campak adalah demam dan munculnya ruam merah di tubuh. Selain itu, gejala campak disertai dengan keluhan batuk, pilek, mata merah (konjungtivitis), dan tubuh terasa lemas. Yang perlu diperhatikan, campak bisa menyebabkan komplikasi yang serius pada anak.

Sementara gejala alergi biasanya muncul dalam waktu singkat—dalam hitungan menit hingga jam—setelah anak terpapar alergen. Gejala yang muncul jika anak terkena alergi adalah gatal; muncul ruam kemerahan di kulit; bengkak di bagian wajah, mata, atau bibir, mata merah, berair, dan gatal; serta sakit perut, muntah, atau diare. Pada kasus alergi yang berat, anak bisa mengalami sesak napas.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Campak dan Rubella yang Moms Perlu Tahu

Pengobatan campak dan alergi

Campak dan alergi juga memiliki perbedaan dalam hal pengobatan. Karena disebabkan oleh virus, tidak ada pengobatan spesifik untuk campak dan bisa sembuh dengan sendirinya selama anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Namun, untuk meringankan gejala dan komplikasi, obat mungkin akan diberikan, seperti obat penurun demam. Selain itu, anak sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang, memperbanyak minum air putih, dan istirahat yang cukup.

Adapun untuk alergi, dokter biasanya akan meresepkan obat antialergi. Namun, cara terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari alergen sebisa mungkin pada anak.

Pencegah campak dan alergi

Untuk mencegah campak, Moms harus memastikan anak mendapatkan imunisasi MR (campak dan rubella). Imunisasi ini tidak memiliki efek samping kok, Moms. Selain itu, menjalani pola hidup bersih dan sehat bisa membantu mencegah penyebaran campak, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, dan tidak melakukan kontak secara langsung dengan penderita campak.

Sementara untuk mencegah alergi, langkah awalnya adalah dengan mengetahui terlebih dahulu apa yang memicu reaksi alergi pada anak dan sebisa mungkin menghindari pemicu alergi.

Itulah perbedaan campak dan alergi yang perlu Anda ketahui, Moms. Dengan memahami perbedaan keduanya, Anda akan bisa mencegah dan menangani penyakit tersebut dengan cepat. (M&B/Gianti Puteri/SW/Foto: Freepik)