Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bolehkah Ibu Hamil Menyusui? Ini Penjelasannya, Moms

Bolehkah Ibu Hamil Menyusui? Ini Penjelasannya, Moms

Saat masih menyusui Si Kecil, ada kemungkinan Moms mengalami kehamilan berikutnya. Hal ini bisa jadi akan menimbulkan rasa khawatir dalam diri Anda tentang kecukupan gizi si kakak dan calon adik. Namun, ini bukan alasan bagi Anda untuk berhenti memberikan ASI kepada Si Kecil.

Moms tetap bisa kok, menyusui si kakak dan si adik ketika ia sudah lahir. Caranya dengan melakukan metode menyusui tandem. Dengan metode ini, seorang ibu bisa memberikan ASI kepada kedua anaknya secara langsung dan dalam waktu bersamaan.

Pemberian ASI pun tetap perlu diberikan secara eksklusif, sampai umur anak 6 bulan. Sebab, ASI merupakan asupan terbaik untuk Si Kecil, bahkan sampai usianya 2 tahun. Jadi, jangan khawatir karena tubuh Anda mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak.

Jika Anda tetap menyusui selama hamil tanpa mengubah jadwal yang dilakukan sebelumnya, tubuh pun akan menyesuaikan diri dalam memproduksi ASI. Namun, jumlahnya akan berkurang atau hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan Si Kecil saja, bukan untuk disimpan.

Meskipun begitu, yang terpenting buat Anda adalah tetap menjaga tubuh tehidrasi dengan baik. Pastikan Moms minum air yang banyak serta tetap mengonsumsi makanan bergizi yang seimbang. Selain itu, usahakan agar saat menyusui Anda dalam kondisi rileks.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka nutrisi untuk diri Anda dan janin dalam kandungan tetap terjaga. Kehamilan pun bisa tetap sehat tanpa mengganggu perkembangan janin. Produksi ASI untuk si kakak pun akan tetap optimal.

Baca juga: 14 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Ibu Menyusui

Dampak menyusui saat hamil

Saat ibu hamil menyusui, ia akan merasakan kontraksi yang sifatnya ringan. Perut Anda akan terasa kencang di bagian bawah atau area rahim. Kondisi ini terjadi karena hormon oksitosin yang mengalirkan ASI sekaligus merangsang kehamilan sedang bekerja.

Perlu dipahami bahwa kontraksi ini tidak menyebabkan risiko pada janin, seperti persalinan prematur atau keguguran. Namun, hal ini akan berbeda ketika Anda hamil anak kembar, memiliki riwayat melahirkan bayi prematur, atau mengalami keguguran berulang. Jika begitu, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk menyapih Si Kecil.

Perubahan tubuh juga terjadi ketika Moms menyusui saat hamil, seperti puting dan payudara Anda yang bisa menjadi lebih lembek ketika hamil. Hal ini akan membuat payudara jadi sensitif dan mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman ketika Anda menyusui.

Selain itu, rasa ASI juga bisa berubah, terutama saat memasuki trimester 3 hingga beberapa hari setelah melahirkan. Pasalnya, payudara Moms akan memproduksi kolostrum untuk bayi yang akan lahir. Hal ini mungkin membuat Si Kecil enggan menyusu atau justru makin lahap. Yang penting berat badannya tetap bertambah sesuai usianya.

Nyaman dan aman menyusui

Mungkin Moms tak menyadari bahwa saat menyusui Anda akan merasa lebih tenang dan bisa beristirahat lebih lama saat kondisi sedang hamil. Dan untuk membuat Anda tetap nyaman menyusui saat hamil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, karena lebih sensitif saat hamil, maka puting akan mudah lecet serta nyeri ketika menyusui. Untuk itu, Anda bisa menggunakan krim puting atau baby oil guna melembutkan area tersebut. Jika Si Kecil sudah bisa diajak berkomunikasi, Moms bisa memintanya untuk mengisap lebih lembut.

Lalu, untuk melindungi janin, lakukan menyusui dengan posisi berbaring atau yang bisa menghindarkan anak Anda menendang perut. Usahakan juga untuk mengurangi menggendong Si Kecil, agar tidak membebani janin dalam kandungan.

Meski dirasa aman untuk tetap menyusui selama Anda hamil, Moms tetap perlu menyesuaikan sesuai dengan saran dari dokter. Konsultasikan kondisi Anda secara berkala agar tetap bisa memantau perkembangan janin dan kesehatan Anda, sambil tetap memberikan ASI dengan baik. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)