Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Benarkah Ngidam Tidak Dituruti, Bayi akan Ngiler?

Benarkah Ngidam Tidak Dituruti, Bayi akan Ngiler?

Sudah jadi rahasia umum, jika ada seorang wanita yang hamil, biasanya ia akan ngidam, mulai dari hal sepele, seperti ingin makan buah yang masam, hingga kadang hal yang tak masuk akal, misalnya mengelus kepala seseorang.

Moms mungkin termasuk salah satu yang pernah atau sedang mengalaminya. Meskipun begitu, kadang keinginan tersebut disepakati sebagai sesuatu hal yang wajar dialami ibu hamil.

Bahkan, saking kuatnya keinginan seorang bumil, banyak yang mengatakan bahwa ngidam harus dituruti. Jika tidak, hal itu akan berakibat pada bayi yang lahir nanti. Si Kecil akan meneteskan air liur yang banyak atau berlebihan, biasa diistilahkan awam dengan ngiler. Benarkah itu? Simak penjelasannya berikut ini, Moms.

Asal muasal penyebab ngidam

Menurut Cynthia Belew, bidan dan herbalis asal San Fransisco, AS, ngidam pada ibu hamil bisa jadi pertanda bahwa tubuhnya sedang membutuhkan zat tertentu, misalnya jika ia kekurangan magnesium maka ia mungkin menginginkan cokelat atau makanan lain yang mengandung magnesium.

Meskipun begitu, di dalam ilmu kedokteran kandungan, ngidam bukanlah faktor medis. Bahkan tidak ada data sains yang bisa menegaskan bahwa ngidam itu benar-benar ada dan harus ditangani secara medis.

Brad Imler, presiden American Pregnancy Association, mengatakan bahwa hingga kini para ahli pun hanya menduga jika ngidam adalah masalah hormonal.

Spekulasi yang muncul adalah ngidam disebabkan oleh perubahan hormon. Hormon memberi sinyal ke otak mengenai keinginan-keinginan tersebut. Perubahan hormon diduga terjadi karena tubuh memberi tanda-tanda ke otak bahwa mereka membutuhkan vitamin atau mineral tertentu untuk membuat kandungan sehat, seperti yang dijelaskan oleh Cynthia Belew.

Sedangkan sebagian ahli lainnya menyangka ngidam muncul karena masalah psikologis. Ada pula ahli yang mengarahkan penelitian mengenai ngidam ini ada hubungannya dengan kekurangan zat besi. "Sementara ini, kesimpulan paling masuk akal adalah ngidam itu muncul karena perpaduan dari masalah hormon, emosi, psikologis, dan fisiologis," terang Brad Imler.

Namun, dalam penelitian terbaru terungkap bahwa hormon kehamilan tidak bisa disalahkan terhadap dorongan bumil untuk makan makanan tertentu, yang disebut ngidam ini. Sebenarnya, kehamilan membuat seseorang sedang "memanjakan diri" dalam berbagai perlakuan manis yang diterimanya dari orang terdekat. Secara tidak sadar, bumil memanfaatkan momen "perlakuan manis" tersebut, sebagai ajang untuk "bebas dari rasa bersalah" dan perasaan butuh dimanjakan.

Benarkah bayi bisa ngiler jika ngidam tidak dituruti?

Mitos ini sendiri adalah hal yang benar-benar keliru ya, Moms. Para ahli bahkan mempertanyakan balik, bayi mana yang setelah lahir tidak meneteskan air liur atau ngiler?

Sebenarnya, kondisi bayi ngiler lazim terjadi. Suzanne Evan Morris dan Marsha Dunn Klein, penulis buku Pre-Feeding Skills: A Comprehensive Resource for Mealtime Development, menjelaskan bahwa bayi ngiler karena mereka memang belum bisa mengontrol air liur.

Menurut Morris dan Klein, ini batasan ngiler yang wajar pada bayi sesuai usianya.

  • 1-3 bulan, Si Kecil ngiler saat ia sedang duduk.
  • 6 bulan, terjadi pada saat Si Kecil memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Di usia ini, ngiler juga bisa menjadi tanda kalau ia sedang mengalami tumbuh gigi.
  • 9 bulan-3 tahun, kemungkinan Si Kecil masih sedikit ngiler saat ia terlalu asyik bermain atau tertidur dalam posisi tengkurap.

Baca juga: Bayi Suka Main Air Liur, Ternyata Ada Manfaatnya, Lho!

Namun, hal yang wajar mungkin saja perlu mendapat perhatian lebih khusus. Jadi, ketahui kapan ngiler pada anak perlu diwaspadai, Moms. Untuk penyebab umum, terdapat beberapa hal yang bisa Anda perhatikan berikut ini.

  • Ketidakmampuan mulut untuk menjaga air liur supaya tetap berada di dalam mulut
  • Gangguan pada proses menelan
  • Air liur yang diproduksi terlalu banyak, misalnya, karena pemberian obat anti-kejang atau obat penenang
  • Ukuran lidah yang lebih besar dari normal
  • Karies gigi.
  • Infeksi di gusi.
  • Infeksi saluran napas, misalnya sakit tenggorokan dengan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah leher.

Moms perlu waspada jika Si Kecil masih ngiler saat usianya lebih dari 4 tahun. Bawalah ia ke dokter untuk menyelesaikan masalah ini. Penanganan masalah ngiler mungkin akan melibatkan beberapa pihak, mulai dari dokter spesialis anak, spesialis THT, spesialis rehabilitasi media, ahli wicara, dan ahli okupasi. Tim dokter akan meneliti apakah Si Kecil mengalami gangguan fisiologis atau ada hal lain yang menyebabkannya terus ngiler. (M&B/SW/Foto: Freepik)