Type Keyword(s) to Search
KID

Cara Memberikan Edukasi Seks pada Anak dengan Tepat

Cara Memberikan Edukasi Seks pada Anak dengan Tepat

Topik edukasi seks pada anak kerap dianggap sebagai sesuatu yang sensitif atau bahkan tabu bagi sebagian besar orang tua. Faktanya, edukasi seks merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi Si Kecil di masa depan.

Edukasi seks bukan sekadar mengenalkan tubuh manusia dan fungsi biologinya, melainkan juga mengajarkan anak tentang batasan, hubungan yang sehat, serta bagaimana melindungi anak dari situasi berisiko. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi edukasi seks sejak dini dengan pendekatan yang tepat justru lebih mampu membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab terkait kesehatan reproduksi di masa remaja.

Kapan mulai memberikan edukasi seks pada anak?

Banyak ahli sepakat bahwa edukasi seks seharusnya dimulai sejak dini, bahkan sejak anak berusia 2-3 tahun. Di usia ini, edukasi seks difokuskan pada pengenalan tubuh, penamaan bagian-bagian tubuh dengan istilah yang benar, dan pentingnya menghormati tubuhnya sendiri. Misalnya, mengajarkan kepada anak bahwa bagian tubuhnya bersifat pribadi bertujuan untuk melindungi diri dari potensi pelanggaran batasan di kemudian hari.

Berikut ini panduan edukasi seks pada anak berdasarkan usia yang disarankan para ahli.

Usia 2-3 tahun

Ajarkan anak untuk memahami bagian tubuhnya, termasuk nama-nama anatomi yang benar, seperti "penis" atau "vagina". Hindari menggunakan istilah lucu seperti "burung" atau "mawar" karena ini bisa membingungkan anak di kemudian hari.

Usia 4-7 tahun

Di usia ini, anak mulai memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar. Gunakan pertanyaan yang ia ajukan sebagai pintu masuk untuk memberikan informasi yang jujur, tapi tetap sesuai dengan usianya. Di tahap ini, Moms dan Dads juga perlu mengajarkan interaksi yang sehat, seperti tidak memaksa memeluk atau mencium orang jika anak tidak merasa nyaman.

Usia 8-12 tahun

Ketika anak mendekati masa pubertas, mulailah diskusikan perubahan fisik, seperti menstruasi, mimpi basah, dan hormon. Ini juga saat yang tepat untuk mengenalkan anak pada konsep reproduksi secara sederhana untuk membantu anak memahami proses biologis tubuhnya.

Usia 13 tahun ke atas

Edukasi seks bisa lebih mendalam dengan mencakup diskusi tentang hubungan seks dan risiko dari hubungan yang tidak sehat atau berbahaya, seperti kekerasan dalam pacaran.

Baca juga: 4 Fakta Seputar Pendidikan Seks untuk Anak dan Remaja yang Perlu Moms Tahu

Bagaimana memberikan edukasi seks pada anak yang tepat?

Berikut ini langkah-langkah praktis yang bisa Moms dan Dads ikuti untuk memberikan edukasi seks pada anak secara efektif dan sesuai usia anak.

1. Bersikap terbuka dan jujur

Sebagai orang tua, Anda adalah sumber informasi pertama dan terpenting untuk anak. Bersikaplah open-minded dan jawab pertanyaan anak dengan jujur. Hindari memberikan informasi berbelit atau menyebut sesuatu sebagai "nanti saja," karena ini akan membuat anak mencari jawaban dari sumber yang belum tentu tepercaya, seperti teman atau internet.

2. Gunakan bahasa yang sesuai usia

Sampaikan informasi menggunakan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia anak. Jika anak Anda masih kecil, gunakan cerita atau buku bergambar. Untuk anak yang lebih besar, Anda bisa menggunakan video atau artikel informatif untuk memulai diskusi.

3. Ajarkan batasan dan consent

Dr. Cindy Gellner, dokter anak asal AS, menyebut bahwa salah satu elemen penting dari edukasi seks adalah mengajarkan konsep "consent" atau persetujuan sejak dini. Anak harus memahami bahwa tidak seorang pun boleh menyentuh atau melihat area pribadinya tanpa izin, dan ia pun harus menghormati batasan orang lain.

4. Libatkan ahli bila diperlukan

Jika Moms merasa kurang percaya diri atau ragu bagaimana mengomunikasikan topik tertentu, Anda bisa mencari bantuan dari ahli, seperti dokter anak, konselor sekolah, atau psikolog anak. Selain itu, ada banyak kelas edukasi seks yang kini tersedia secara online untuk mendukung tugas Anda sebagai orang tua.

5. Gunakan media edukasi

Media seperti buku, film, atau bahkan aplikasi smartphone bisa membantu menyampaikan pesan edukasi seks kepada anak dengan cara yang lebih santai dan interaktif.

6. Ciptakan lingkungan diskusi yang aman

Pastikan anak merasa nyaman untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Tunjukkan minat Moms dan Dads pada setiap pertanyaan atau kekhawatiran anak dan jadilah sosok tempat anak bisa mengutarakan segalanya.

7. Ajarkan tanggung jawab dan etika seksual

Ketika anak bertambah dewasa, penting untuk berdiskusi seputar hubungan seks, termasuk penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan.

Itulah penjelasan mengenai edukasi seks pada anak. Hindari menyajikan seks sebagai sesuatu yang tabu. Sebaliknya, tunjukkan bahwa ini adalah bagian alami dari kehidupan manusia yang perlu dihormati dan dipahami. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)