Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Badan Terasa Panas? Kenali Tanda-Tanda Awal Menopause Dini

Badan Terasa Panas? Kenali Tanda-Tanda Awal Menopause Dini

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Saat berbicara tentang menopause, banyak perempuan membayangkannya terjadi di usia 50-an. Namun, tahukah Anda bahwa menopause juga bisa terjadi lebih awal? Kondisi ini dikenal sebagai menopause dini yang datangnya sering kali tidak disadari. Untuk itu, kenali tanda-tandanya!

Apa itu menopause dini?

Menopause adalah kondisi alami dalam kehidupan perempuan ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron, yang mengakhiri siklus menstruasi secara permanen. Periode ini biasanya dikonfirmasi setelah seorang perempuan tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.

Umumnya, menopause terjadi pada usia 45-55 tahun. Namun, ketika terjadi sebelum usia 40 tahun, kondisi ini disebut menopause dini atau premature menopause. Bahkan ada juga kondisi yang disebut primary ovarian insufficiency (POI) atau kegagalan ovarium dini yang bisa menyebabkan menopause dini di usia 30-an atau bahkan lebih muda.

Risiko menopause dini tentu saja harus diwaspadai, Moms, karena hal ini bisa menjadi tantangan bagi seluruh perempuan. Perubahan hormon yang signifikan di usia produktif tentu memengaruhi banyak aspek, baik kesehatan fisik maupun emosional. Untuk itu jangan sepelekan tanda-tanda awal menopause dini!

Baca juga: Kapan Waktu Menopause yang Normal pada Wanita?

Tanda-tanda awal menopause dini

1. Perubahan siklus menstruasi

Salah satu tanda paling umum dari menopause dini adalah perubahan pola siklus menstruasi. Ini bisa meliputi siklus yang lebih pendek, haid yang lebih ringan atau lebih berat, atau siklus yang berhenti dalam waktu yang tidak terduga.

2. Hot flashes dan keringat malam

Hot flashes, atau sensasi panas yang tiba-tiba, sering disertai dengan keringat malam. Gejala ini terjadi akibat fluktuasi hormon yang memengaruhi pengaturan suhu tubuh.

3. Gangguan tidur

Banyak perempuan mulai mengalami kesulitan tidur, baik karena keringat malam maupun karena perubahan hormonal yang menyebabkan insomnia.

4. Perubahan mood

Menopause dini sering dikaitkan dengan mood swing, kecemasan, dan bahkan depresi karena penurunan kadar hormon estrogen yang bisa memengaruhi neurotransmitter di otak.

5. Penurunan kesuburan

Karena ovarium berhenti memproduksi telur secara teratur, menopause dini sering menyebabkan kesuburan menurun drastis.

6. Kekeringan vagina

Penurunan produksi hormon dapat menyebabkan kekeringan pada area vagina, yang kadang disertai rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan intim.

7. Sering ISK

Menurunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh membuat vagina lebih kering, saluran kemih dan dinding vagina juga lebih tipis. Inilah yang menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Perlu diingat, estrogen berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran kemih, Moms.

8. Penurunan kepadatan tulang

Penurunan estrogen juga bisa berdampak pada tulang, meningkatkan risiko osteoporosis atau keropos tulang lebih cepat dibandingkan perempuan seusia yang belum mengalami menopause.

9. Rambut tipis dan mudah rontok

Menurunnya estrogen dalam tubuh menyebabkan peningkatan pengaruh hormon androgen (seperti testosteron) pada folikel rambut. Hormon androgen memperpendek fase pertumbuhan rambut (fase anagen) dan mempercepat fase istirahat rambut (telogen). Inilah yang menyebabkan rambut mudah rontok dan tipis.

10. Payudara kurang kenyal

Penurunan drastis hormon estrogen memengaruhi jaringan payudara dan kulit, akibatnya jadi kurang elastis, kurang kenyal, dan jaringan kelenjar payudara juga bisa menyusut. Payudara jadi mengecil, kendur, kulit menipis dan mungkin terasa lebih kasar.

Penyebab menopause dini

Penyebab menopause dini sendiri bisa bermacam-macam, baik karena faktor alami maupun pengaruh eksternal. Berikut ini beberapa penyebabnya, Moms.

1. Kelelahan ovarium prematur: Kondisi langka ini terjadi ketika ovarium berhenti berfungsi sebelum mencapai usia 40, meskipun seorang perempuan belum menjalani prosedur seperti pengangkatan ovarium.

2. Gangguan genetik: Beberapa kelainan genetik, seperti sindrom Turner atau kelainan kromosom tertentu, dapat mengganggu fungsi ovarium.

3. Pengaruh lingkungan: Paparan pestisida, bahan kimia, atau racun lainnya juga dianggap memengaruhi fungsi ovarium.

4. Stres kronis: Bukan penyebab langsung, tapi stres kronis bisa memperburuk gejala menopause dini atau mempercepat prosesnya.

Jika Moms merasa mengalami gejala menopause dini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan langkah yang tepat, Anda tetap bisa menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. (M&B/Ayu/SW/Foto: Canva)